Senin, 21 Mei 2012

Soto Si Tjang, Ampenan




Ini adalah soto dengan racikan versi Lombok yang khas. Ciri yang menandakannya antara lain adalah kuah yang berwarna kecoklatan, dan penggunaan mi kuning sebagai salah satu isinya. Disajikan dengan ketupat yang dicampurkan dalam mangkuk, sayurannya adalah kecambah dan irisan caisim, dan telur ayamnya tidak dipotong-potong tapi tersaji bulat – bulat begitu saja. Daging ayam kampungnya  diiris - iris cukup besar sehingga terasa mantap saat dikunyah, dan paduan bumbu dengan kaldu ayam kampungnya sangat pas. Sedangkan topingnya tidak hanya bawang goreng tapi juga terdapat kacang asin yang membuatnya menjadi kian sempurna. Jika beruntung, dengan permintaan khusus terkadang para pelanggan masih bisa menikmati daging jeroan ( hati dan ampela ) atau tulang – tulang ayam yang diambil dari panci kuahnya.
Soto yang satu ini hanya dijual di warung kaki lima di emperan salah satu bangunan tua di Jalan Pabean, beberapa meter sebelum area pelabuhan tua Ampenan. Tapi walaupun hanya warung kaki lima tanpa penanda nama yang terpasang, warung ini sudah menjadi bagian dari khasanah kekayaan Ampenan sebagai kota tua.  Dikenal dengan nama Soto Si Tjang, sesuai nama pemilik awal warungnya yaitu Ong Sik Tjang, seorang warga Ampenan keturunan Tionghoa yang menikah dengan seorang perempuan asli Lombok dan menjadi mualaf.
Sik Tjang mulai berjualan sebagai penjual soto  keliling sejak tahun 50-an, kemudian setelah memilik banyak pelanggan dia mangkal di depan Kantor Pos Ampenan, ketika masih sebagai Kantor Pos utama sebelum pindah ke Jalan Sriwijaya Mataram. Kemudian pindah di ujung Jalan Pabean di perlimaan Ampenan dan sejak akhir tahun 70-an walaupun masih tetap menggunakan gerobaknya hingga saat ini menetap di emperan salah satu gudang di seberang depo Pertamina, beberapa meter sebelum pintu masuk eks pelabuhan Ampenan.
Ong Sik Tjang sendiri telah meninggal pada akhir tahun 80-an, dan kemudian pengelolaan warung itu diteruskan oleh salah satu anak perempuannya bernama Aminah. Namun walupun telah beralih generasi, rasa soto ini tidak berubah, dan para pelanggannya pun tetap setia mengunjungi dan menikmatinya hingga saat ini.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar