Senin, 13 Februari 2012

PADA SIAPA KITA HARUS MENGUCAPKAN “ HAPPY VALENTINE.. ? ”


PADA SIAPA KITA HARUS MENGUCAPKAN

“ HAPPY VALENTINE.. ? ”

Beberapa tahun belakangan ini semakin marak perayaan Hari Valentine yang biasa diperingati oleh sebagian orang pada setiap tanggal 14 Pebruari, terlebih di layar televisi. Berbagai acara digelar untuk merayakan, atau paling tidak dikaitkan dengan “Hari Raya“ ini. Tetapi bersamaan dengan itu kontroversi yang menyertainya pun tak kalah serunya. Tahun lalu misalnya, Walikota Mataram mengeluarkan larangan bagi anak – anak sekolah untuk menggelar perayaan ini.

Melacak berbagai referensi, khsususnya sejarah terkait perayaan Hari Kasih Sayang ini ternyata kita temukan banyak kerancuan baik dari segi makna, maksud, maupun sejarah yang melatarbelakanginya.

Menurut Ensiklopedi Katolik, nama Valentinus diduga bisa merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda yaitu dibawah ini:

· pastur di Roma

  • uskup Interamna (modern Terni)

· martir di provinsi Romawi Afrika.

Hubungan antara ketiga martir ini dengan hari raya kasih sayang (valentine) tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Pebruari.

Versi lain menyebutkan bahwa hari raya ini adalah peringatan terhadap Santo Valentine ,seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Konon kaisar ini pernah melarang para pemuda di negerinya kawin dan mewajibkan mereka bergabung dalam wajib militer. Pendeta Valentine menentang kebijakan ini dan tetap menikahkan para pemuda dengan pasangannya di gereja yang dipimpinnya, sampai suatu saat dia tertangkap basah dan dijatuhi hukuman mati.

Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.

Sementara ada lagi versi lain yang menyebutkan bahwa tanggal 14 Pebruari adalah waktunya beberapa jenis burung di Eropa melakukan perkawinan dengan pasangannya.

Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 - 1904) dari Worcester, Massachusetts. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun.

Di Indonesia, budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini menjadi budaya populer di kalangan anak muda. Pertokoan dan media (stasiun TV, radio, dan majalah remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan valentine.

Dari semua asal usul atau sejarah diatas bisa disimpulkan bahwa "Hari Valentin memiliki latar belakang yang tidak jelas sama-sekali", baik dari ceritanya maupun waktu terjadinya (perhatikan abad terjadinya sejarah diatas walaupun ada nama tokoh yang sama).

( diolah dari berbagai sumber )

Kemudian pertanyaannya, Pada siapakah paling tepat kita mengucapkan Selamat Hari raya Valentine ?

Menurut saya, paling tepat kita ucapkan itu kepada para industriawan pencetak kartu ucapan, pemilik media massa, pemilik pusat-pusat perbelanjaan, dan para kapitalis lainnya yang telah mendorong kita menjadi manusia – manusia konsumtif dan bodoh yang dengan sukacita telah menjadi konsumen berbagai produknya.

Mataram, 13 Pebruari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar